Logo

Tuhan,
Hari-hari terasa semakin cepat berlalu ... uban belum mahu memutih,
tapi jiwaku seakan terkurung di sangkar waktu...
Masa cepatnya berlalu saat kerja terlalu banyak untuk dibereskan...
Berikan daku seorang Harun yang pintar berhelah kata,
Kerana seorang Musa seperti aku, tidak mampu menaikkan syahwat keberanian
tidak betah jiwa syahid umat Melayu yang berwajah Israel ...
untuk mendepani Firaun hadhari di zaman pasca moderen ini...

Tuhan ...
Pekerjaanku sebagai wartawan tidak boleh menjanjikan apa-apa lagi
melainkan segudang janji-janji yang kononnya bisa memukat naluri berani
di dada anak muda yang kononnya sanggup mati berkubukan dada sendiri

Tuhan,
aku tahu Kau takdirkan jiwaku rebah di hari tua,
tapi tolonglah, jangan kirim jiwaku ke akhirat
sedang ragaku terpanggang di tilam empuk
aku mahu jadi singa
mati terpanggang oleh terik mentari
Oh! Roh Adam dan Nur Muhammad ...
menyatulah segera ke dalam jiwaku ...

Tuhan,
telah kuapungkan doa segenggam janji
yang kulemparkan di dinding Multazam tempoh hari
di depan Kaabah yang dimuliakan manusia hadhari
jiwa ragaku telah kaukebalkan dari serpihan sihir kata
tapi tatkala aku lemparkan permohonan
agar Kau dindingkan aku dari godaan wanita
lalu, ke mana Kau menghilang?

Tuhan ...
Namaku Burhan ...
Tiada sebarang akta, perundangan
dan mana-mana kerajaan di dunia
yang dapat menumbangkan semangatku

Tapi, tolonglah Tuhan ...
Kerana tanpa bantuanMu
seorang Burhan hanya bisa dialahkan
oleh seorang wanita jelita anggun mempesona bermata setan
hatinya jalang di matanya tertegak berhala sembahan
yang sedang ditawafkan oleh ribuan jin bergentayangan ...

10:30 malam, 15 Agustus 2007
Sekolah Pemikiran Samarinda.


(Terlahir dari hatiku sendiri secara spontan, tanpa sebarang suntingan ...)

Tulisan terbaru di Harakahdaily ...Setelah Nathaniel dan Putera Bugis, siapa pula kini?